Badan anak,menambah berat badan,Anak berat,Berat badan anak,Makanan Anak, Nafsu makan anak
Kegemukan pada Anak atau remaja banyak sekali kita temukan,orang-orang dengan berat badan yang berlebihan sehingga kelihatan tidak proporsional dengan tinggi badan mereka. Dan saat ini di masyarakat, banyak orang yang kurang peduli dengan masalah berat badan, padahal Faktanya berat badan berlebih bisa mengakibatkan banyak hal Fatal yang justru merugikan diri mereka sendiri, termasuk dalam hal kesehatan. Kegemukan bisa terjadi karena berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan.
Tetapi sebelumnya harus diketahui bahwa tidak semua ketidakseimbangan tersebut langsung kita vonis sebagai Kegemukan atau Obesitas. Oleh karena itu, yuk kita kenal lebih jauh apa yang dimaksud dengan Kegemukan, terutama pada Anak atau remaja. Kegemukan atau Obesitas menurut kamus kedokteran memiliki arti penumpukan atau akumulasi berlebihan lemak pada tubuh, sehingga terjadi peningkatan berat badan yang tidak sesuai dengan usia, dan tinggi badan maupun struktur tulang. Dan salah satu standar Kegemukan yang umum digunakan adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) > 30 kg/m². Faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya Kegemukan adalah sebagai berikut:
1. Pola makan
Banyaknya asupan kalori, gula dan lemak yang dimakan olehAnak atau Remaja seperti makanan siap saji dan gula-gula menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada kenaikan berat badan.2. Kurangnya olah raga
Kenaikan berat badan juga bisa dipicu dengan kurangnya olah raga dan kurang nya pergerakan terhadap tubuh,karena tidak ada aktivitas yang membakar lemak.dan biasa nya anak yang aktif bermain atau olahraga kemungkinan nya lebih kecil mengalami kegemukan di bandingkan dengan anak yang kurang aktif atau pasif dalam bermain.3.Riwayat keluarga
Jika ada Remaja yang lahir dari keluarga yang memiliki masalah kelebihan berat badan, dan kebanyakan juga Remaja tersebut akan memiliki masalah yang sama. Dan hal ini diperberat dengan ketersediaan makanan kalori tinggi , kurang nya aktivitas seperti Olahraga atau aktivitas fisik dan biasanya adalah contoh dari keseharian keluarga yang Menjadi kebiasaan sehari-hari.4.Faktor Psikologis
Remaja dengan stres tinggi atau masalah yang berkaitan dengan emosi yang di alami di lingkungan sekolah atau lingkungan bermain atau bahkan keluarga dan yang cenderung mendorong mereka untuk makan lebih banyak menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh karena dapat memicu adrenalin untuk lebih banyak mengkomsumsi makanan. dan tergantung dari cara orang terdekat dari Anak atau remaja tersebut apakah membiarkan anak tersebut makan lebih banyak atau mencari cara lain untuk meredakan emosi anak, dan fakta nya kebanyakan orang dekat dari Anak atau remaja lebih ke Penawaran Makanan yang banyak dan yang berbeda bagi anak yang mengalami masalah kegemukan.5.Faktor keluarga
Kebiasaan dalam keluarga yang cenderung mengkonsumsi makanan Berkalori tinggi dan banyak gula cenderung memiliki anak yang bermasalah dengan berat badan. Jika Kegemukan ini dibiarkan maka akan timbul akibat-akibat negatif atau Fatal yang akan diderita oleh remaja tersebut. Akibat tersebut di antaranya adalah bahwa Kegemukan berkaitan dengan faktor resiko terjadinya Penyakit jantung dan Penyumbatan pembuluh darah, seperti kolesterol dan tekanan darah tinggi. Anak atau Remaja yang kegemukan atau obesitas memiliki kondisi Prediabetes, kondisi kadar gula darah berada pada level risiko tinggi untuk menjadi diabetes. Kegemukan juga menyebabkan masalah pada tulang dan sendi. Remaja yang mengalami kegemukan cenderung akan tetap mengalami kegemukan atau obesitas pada saat dewasa, sehingga risiko yang ditimbulkan tetap terbawa sampai dewasa. dan selain itu, masalah psikologis seperti diolok-olok oleh teman di lingkungan yang sama juga sering diderita oleh remaja dengan yang mengalami kegemukan. Pencegahan dengan masalah kesehatan Seperti ini tentu dapat kita lakukan. Dengan mengetahui faktor beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan Kegemukan, kita dapat memperbaiki faktor risiko tersebut. dan kira dapat menerapkan pola hidup sehat termasuk diantaranya membiasakan untuk makan makanan yang sehat. Makanan sehat bukan hanya berarti bersih dan aman dikonsumsi tetapi juga perhatikan kalori dan gula yang terkandung dalam makanan tersebut. makanan segar tetap lebih baik dibanding makanan beku ataupun makanan cepat saji, karena cenderung memiliki kadar lemak yang lebih rendah. selain itu menerapkan pola makan yang sehat juga , dan jangan lupa untuk membiasakan diri melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan sehat pada Anak atau remaja tidak lepas dari peran banyak pihak termasuk diantaranya peran serta keluarga, komunitas di sekolah, industri minuman dan makanan, media hiburan, bahkan peran serta pemerintah dan penyedia layanan kesehatan yang penting untuk mencegah hal ini. sebaiknya Anda lakukan ..
obesitas remajaDewasa
ini banyak sekali kita temukan orang-orang dengan berat badan yang
berlebihan sehingga kelihatan tidak proporsional dengan tinggi badan
mereka. Saat ini di masyarakat, banyak orang yang kurang peduli dengan
masalah berat badan, padahal berat badan berlebih bisa mengakibatkan
banyak hal yang justru merugikan diri mereka sendiri, termasuk dalam hal
kesehatan.
Masalah berat badan ini juga sangat mungkin diderita oleh remaja! Salah
satu masalah berat badan adalah obesitas. Obesitas bisa terjadi karena
berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan. Tetapi sebelumnya
harus diketahui bahwa tidak semua ketidakseimbangan tersebut langsung
kita vonis sebagai obesitas. Oleh karena itu, yuk kita kenal lebih jauh
apa yang dimaksud dengan obesitas, terutama pada remaja.
Obesitas menurut kamus kedokteran memiliki arti penumpukan atau
akumulasi berlebihan lemak pada tubuh, sehingga terjadi peningkatan
berat badan yang tidak sesuai dengan usia, tinggi badan dan struktur
tulang. Salah satu standar obesitas yang umum digunakan adalah Indeks
Massa Tubuh (IMT) > 30 kg/m².
Faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya obesitas
adalah sebagai berikut:
* Pola makan. Banyaknya asupan kalori, gula dan lemak yang dimakan
oleh remaja seperti makanan siap saji dan gula-gula menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh pada kenaikan berat badan.
* Kurangnya olah raga. Kenaikan berat badan juga dipicu dengan
kurangnya olah raga karena tidak ada aktivitas yang membakar lemak.
* Riwayat keluarga. Jika remaja tersebut lahir dari keluarga yang
memiliki masalah kelebihan berat badan, kebanyakan remaja tersebut juga
memiliki masalah yang sama. Hal ini diperberat dengan ketersediaan
makanan kalori tinggi dan aktivitas fisik yang kurang yang biasanya
adalah contoh dari keseharian keluarga.
* Faktor psikologis. Remaja dengan stres tinggi atau masalah yang
berkaitan dengan emosi cenderung mendorong mereka untuk makan lebih
banyak.
* Faktor keluarga. Kebiasaan dalam keluarga yang cenderung
mengkonsumsi makanan kalori tinggi dan banyak gula cenderung memiliki
anak dengan masalah berat badan.
Jika obesitas ini dibiarkan maka akan timbul akibat-akibat negatif yang
akan diderita oleh remaja tersebut. Akibat-akibat tersebut di antaranya
bahwa obesitas berkaitan dengan faktor risiko terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah, seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah
tinggi. Remaja obesitas memiliki kondisi prediabetes, kondisi kadar gula
darah berada pada level risiko tinggi untuk menjadi diabetes. Obesitas
juga menyebabkan masalah pada tulang dan sendi. Remaja yang obesitas
cenderung akan tetap obesitas saat dewasa, sehingga risiko yang
ditimbulkan tetap terbawa sampai dewasa. Selain itu, masalah psikologis
seperti diolok-olok oleh teman di lingkungan yang sama juga sering
diderita oleh remaja dengan obesitas.
Pencegahan untuk masalah kesehatan ini tentu saja dapat kita lakukan.
Dengan mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan obesitas, kita
dapat memodifikasi faktor risiko tersebut. Kita dapat menerapakan pola
hidup sehat termasuk diantaranya membiasakan untuk makan makanan yang
sehat. Makanan sehat bukan hanya berarti bersih dan aman dikonsumsi
tetapi perhatikan pula kalori dan gula yang terkandung dalam makanan
tersebut. Perlu diingat, makanan segar tetap lebih baik dibanding
makanan beku ataupun makanan cepat saji, karena cenderung memiliki kadar
lemak yang lebih rendah. Selain menerapkan pola makan yang sehat,
jangan lupa untuk membiasakan diri melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan
sehat pada remaja ini tidak lepas dari peran banyak pihak termasuk
diantaranya peran serta keluarga, komunitas di sekolah, industri minuman
dan makanan, media hiburan, bahkan peran serta pemerintah dan penyedia
layanan kesehatan yang penting untuk mencegah hal ini.
Jika Anda berhadapan dengan masalah obesitas ini, ada baiknya Anda
menghubungi dokter Anda sehingga pertolongan untuk kondisi ini dapat
segera dilakukan. Untuk penggunaan obat-obatan jangan diberikan tanpa
pengawasan dokter, karena pada usia remaja tidak semua obat boleh
diberikan. Masalah obesitas pada remaja, bisa terjadi pada Anda atau
orang-orang terdekat Anda sehingga pencegahan sedini mungkin sebaiknya
Anda lakukan.
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/obesitas-pada-remaja
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/obesitas-pada-remaja
obesitas remajaDewasa
ini banyak sekali kita temukan orang-orang dengan berat badan yang
berlebihan sehingga kelihatan tidak proporsional dengan tinggi badan
mereka. Saat ini di masyarakat, banyak orang yang kurang peduli dengan
masalah berat badan, padahal berat badan berlebih bisa mengakibatkan
banyak hal yang justru merugikan diri mereka sendiri, termasuk dalam hal
kesehatan.
Masalah berat badan ini juga sangat mungkin diderita oleh remaja! Salah
satu masalah berat badan adalah obesitas. Obesitas bisa terjadi karena
berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan. Tetapi sebelumnya
harus diketahui bahwa tidak semua ketidakseimbangan tersebut langsung
kita vonis sebagai obesitas. Oleh karena itu, yuk kita kenal lebih jauh
apa yang dimaksud dengan obesitas, terutama pada remaja.
Obesitas menurut kamus kedokteran memiliki arti penumpukan atau
akumulasi berlebihan lemak pada tubuh, sehingga terjadi peningkatan
berat badan yang tidak sesuai dengan usia, tinggi badan dan struktur
tulang. Salah satu standar obesitas yang umum digunakan adalah Indeks
Massa Tubuh (IMT) > 30 kg/m².
Faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya obesitas
adalah sebagai berikut:
* Pola makan. Banyaknya asupan kalori, gula dan lemak yang dimakan
oleh remaja seperti makanan siap saji dan gula-gula menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh pada kenaikan berat badan.
* Kurangnya olah raga. Kenaikan berat badan juga dipicu dengan
kurangnya olah raga karena tidak ada aktivitas yang membakar lemak.
* Riwayat keluarga. Jika remaja tersebut lahir dari keluarga yang
memiliki masalah kelebihan berat badan, kebanyakan remaja tersebut juga
memiliki masalah yang sama. Hal ini diperberat dengan ketersediaan
makanan kalori tinggi dan aktivitas fisik yang kurang yang biasanya
adalah contoh dari keseharian keluarga.
* Faktor psikologis. Remaja dengan stres tinggi atau masalah yang
berkaitan dengan emosi cenderung mendorong mereka untuk makan lebih
banyak.
* Faktor keluarga. Kebiasaan dalam keluarga yang cenderung
mengkonsumsi makanan kalori tinggi dan banyak gula cenderung memiliki
anak dengan masalah berat badan.
Jika obesitas ini dibiarkan maka akan timbul akibat-akibat negatif yang
akan diderita oleh remaja tersebut. Akibat-akibat tersebut di antaranya
bahwa obesitas berkaitan dengan faktor risiko terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah, seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah
tinggi. Remaja obesitas memiliki kondisi prediabetes, kondisi kadar gula
darah berada pada level risiko tinggi untuk menjadi diabetes. Obesitas
juga menyebabkan masalah pada tulang dan sendi. Remaja yang obesitas
cenderung akan tetap obesitas saat dewasa, sehingga risiko yang
ditimbulkan tetap terbawa sampai dewasa. Selain itu, masalah psikologis
seperti diolok-olok oleh teman di lingkungan yang sama juga sering
diderita oleh remaja dengan obesitas.
Pencegahan untuk masalah kesehatan ini tentu saja dapat kita lakukan.
Dengan mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan obesitas, kita
dapat memodifikasi faktor risiko tersebut. Kita dapat menerapakan pola
hidup sehat termasuk diantaranya membiasakan untuk makan makanan yang
sehat. Makanan sehat bukan hanya berarti bersih dan aman dikonsumsi
tetapi perhatikan pula kalori dan gula yang terkandung dalam makanan
tersebut. Perlu diingat, makanan segar tetap lebih baik dibanding
makanan beku ataupun makanan cepat saji, karena cenderung memiliki kadar
lemak yang lebih rendah. Selain menerapkan pola makan yang sehat,
jangan lupa untuk membiasakan diri melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan
sehat pada remaja ini tidak lepas dari peran banyak pihak termasuk
diantaranya peran serta keluarga, komunitas di sekolah, industri minuman
dan makanan, media hiburan, bahkan peran serta pemerintah dan penyedia
layanan kesehatan yang penting untuk mencegah hal ini.
Jika Anda berhadapan dengan masalah obesitas ini, ada baiknya Anda
menghubungi dokter Anda sehingga pertolongan untuk kondisi ini dapat
segera dilakukan. Untuk penggunaan obat-obatan jangan diberikan tanpa
pengawasan dokter, karena pada usia remaja tidak semua obat boleh
diberikan. Masalah obesitas pada remaja, bisa terjadi pada Anda atau
orang-orang terdekat Anda sehingga pencegahan sedini mungkin sebaiknya
Anda lakukan.
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/obesitas-pada-remaja
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/obesitas-pada-remaja
'
['
'Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/obesitas-pada-remajaobesitas remajaDewasa
ini banyak sekali kita temukan orang-orang dengan berat badan yang
berlebihan sehingga kelihatan tidak proporsional dengan tinggi badan
mereka. Saat ini di masyarakat, banyak orang yang kurang peduli dengan
masalah berat badan, padahal berat badan berlebih bisa mengakibatkan
banyak hal yang justru merugikan diri mereka sendiri, termasuk dalam hal
kesehatan.
Masalah berat badan ini juga sangat mungkin diderita oleh remaja! Salah
satu masalah berat badan adalah obesitas. Obesitas bisa terjadi karena
berat badan yang tidak seimbang dengan tinggi badan. Tetapi sebelumnya
harus diketahui bahwa tidak semua ketidakseimbangan tersebut langsung
kita vonis sebagai obesitas. Oleh karena itu, yuk kita kenal lebih jauh
apa yang dimaksud dengan obesitas, terutama pada remaja.
Obesitas menurut kamus kedokteran memiliki arti penumpukan atau
akumulasi berlebihan lemak pada tubuh, sehingga terjadi peningkatan
berat badan yang tidak sesuai dengan usia, tinggi badan dan struktur
tulang. Salah satu standar obesitas yang umum digunakan adalah Indeks
Massa Tubuh (IMT) > 30 kg/m².
Faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi terjadinya obesitas
adalah sebagai berikut:
* Pola makan. Banyaknya asupan kalori, gula dan lemak yang dimakan
oleh remaja seperti makanan siap saji dan gula-gula menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh pada kenaikan berat badan.
* Kurangnya olah raga. Kenaikan berat badan juga dipicu dengan
kurangnya olah raga karena tidak ada aktivitas yang membakar lemak.
* Riwayat keluarga. Jika remaja tersebut lahir dari keluarga yang
memiliki masalah kelebihan berat badan, kebanyakan remaja tersebut juga
memiliki masalah yang sama. Hal ini diperberat dengan ketersediaan
makanan kalori tinggi dan aktivitas fisik yang kurang yang biasanya
adalah contoh dari keseharian keluarga.
* Faktor psikologis. Remaja dengan stres tinggi atau masalah yang
berkaitan dengan emosi cenderung mendorong mereka untuk makan lebih
banyak.
* Faktor keluarga. Kebiasaan dalam keluarga yang cenderung
mengkonsumsi makanan kalori tinggi dan banyak gula cenderung memiliki
anak dengan masalah berat badan.
Jika obesitas ini dibiarkan maka akan timbul akibat-akibat negatif yang
akan diderita oleh remaja tersebut. Akibat-akibat tersebut di antaranya
bahwa obesitas berkaitan dengan faktor risiko terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah, seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah
tinggi. Remaja obesitas memiliki kondisi prediabetes, kondisi kadar gula
darah berada pada level risiko tinggi untuk menjadi diabetes. Obesitas
juga menyebabkan masalah pada tulang dan sendi. Remaja yang obesitas
cenderung akan tetap obesitas saat dewasa, sehingga risiko yang
ditimbulkan tetap terbawa sampai dewasa. Selain itu, masalah psikologis
seperti diolok-olok oleh teman di lingkungan yang sama juga sering
diderita oleh remaja dengan obesitas.
Pencegahan untuk masalah kesehatan ini tentu saja dapat kita lakukan.
Dengan mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan obesitas, kita
dapat memodifikasi faktor risiko tersebut. Kita dapat menerapakan pola
hidup sehat termasuk diantaranya membiasakan untuk makan makanan yang
sehat. Makanan sehat bukan hanya berarti bersih dan aman dikonsumsi
tetapi perhatikan pula kalori dan gula yang terkandung dalam makanan
tersebut. Perlu diingat, makanan segar tetap lebih baik dibanding
makanan beku ataupun makanan cepat saji, karena cenderung memiliki kadar
lemak yang lebih rendah. Selain menerapkan pola makan yang sehat,
jangan lupa untuk membiasakan diri melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan
sehat pada remaja ini tidak lepas dari peran banyak pihak termasuk
diantaranya peran serta keluarga, komunitas di sekolah, industri minuman
dan makanan, media hiburan, bahkan peran serta pemerintah dan penyedia
layanan kesehatan yang penting untuk mencegah hal ini.
Jika Anda berhadapan dengan masalah obesitas ini, ada baiknya Anda
menghubungi dokter Anda sehingga pertolongan untuk kondisi ini dapat
segera dilakukan. Untuk penggunaan obat-obatan jangan diberikan tanpa
pengawasan dokter, karena pada usia remaja tidak semua obat boleh
diberikan. Masalah obesitas pada remaja, bisa terjadi pada Anda atau
orang-orang terdekat Anda sehingga pencegahan sedini mungkin sebaiknya
Anda lakukan.
Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/anak/obesitas-pada-remaja
0 komentar: